Rabu, 26 September 2012

sajak lucu




TANPA JUDUL 3

dari mana kata-kata dan kita dilahirkan?
begitu mudahnya kita buang
begitu mudahnya kita hilangkan
kata-kata dan kita bukan sampah atau rongsokan

kita ingin dibaca tapi lupa dari mana asal kata-kata
kata-kata ingin dibaca tapi lupa dari mana asal kita

dari mana kata-kata dan kita dilahirkan?
begitu mudahnya kita buang
begitu mudahnya kita hilangkan
kata-kata dan kita bukan sampah atau rongsokan

yogyakarta, 2012

TANPA JUDUL 2

berilah namamu
aku akan tulis seribu sajak tentang namamu

berilah aku namamu yang begitu lembut
aku akan tulis seribu sajak di atas kelembutanmu

yogyakarta, 2012

TANPA JUDUL 1

“jika ingin hidup janganlah menulis sajak
sajak akan menuntunmu pada jalan kematian
duniamu akan suram dan apa yang kau jalani hanya ilusi,” kata mereka

kehidupan dan kematian bagiku sama saja
karena aku tak mampu memcipta hidup dan mati
aku tak mampu mencipta ilusi

aku hanya menulis sajak
dan hanya ingin mengenali yang sejati

yogyakarta, 2012

MALAM YANG PERNAH KITA JALANI
:ahmad muchlis amrin

kita berdua terbiasa menjalani malam
saat kata-kata tak bisa kita lepaskan
di perjalanan kita sama-sama diam
menangkap yang ada
menaruhnya sebagai apa yang kita rasakan

betapa sulitnya kata-kata kita lepaskan
kita berdua harus jauh pergi
menembus dingin dan keramaian
kita berdua melukai diri sendiri

setelah jauh berjalan kita sama-sama pulang
kau lepaskan kata-kata menjadi cerita pendek dan sajak
dan aku masih tak bisa melepasnya menjadi sajak

di sepanjang perjalanan
bagiku kata-kata hanyalah ingatan
tentang dua kekasih yang lagi berciuman
tentang lelaki tua yang tidur di atas becaknya
tentang perempuan tua yang tidur tanpa alas di trotoar
tentang anak muda yang mabuk di depan toko
tentang pemulung yang mengais sisa makanan
tentang balita yang disusui ibunya beralaskan koran
tentang penjaja seks yang lagi tawar-menawar
selebihnya kesensaraan dan kesedihan

kata-kata bagiku hanyalah ingatan
aku tak bisa melepaskannya menjadi sajak
mungkin kata-kata dan kenyataan begitu jauh berbeda
tapi malam yang kita jalani tak akan sia-sia
semua yang aku rasakan adalah wangi surga

yogyakarta, 2012

JANJI DAN PERMINTAAN

aku ingin menulis
aku ingin berbuat
jika apa yang aku lakukan hanya kebohongan
musnahkan aku

yogyakarta, 2012

NAMAMU

namamu
siapa yang menyebut namamu
siapa yang sebenarnya aku sebutkan
aku serupa udara di setiap lorong di tubuhku
menemukan jalan hanya padamu

tak tahu ke mana aku harus pergi
hati ini telah terkunci
tak tahu apa yang harus aku lakukan
gerak ini telah membawaku pada yang diam

jika setiap nama adalah namamu
ke mana sebenarnya aku akan pergi
di mana sebenarnya aku akan berhenti

segala pertanyaan tak menemukan jawaban
segala persimpangan hanya persinggahan
segala awal dan akhir hanya pada namamu

seluruh apa yang ada di tubuhku menyebutmu
ada begitu saja tanpa aku pinta
begitu jauhkah kau?
aku telah tak mampu menyebut namaku sendiri
begitu dekatkah kau?
aku tak tahu apa yang sebenarnya aku sebutkan

mungkin namamu ada pada diriku sebagai namaku
tapi namaku adalah diriku sendiri

yogyakarta, 2012

KENARI DALAM SANGKAR

kenariku, sebenarnya aku ingin melepasmu
sangkar ini membuat duniamu begitu sempit
aku ingin kau terbang bebas di luar sana
merasakan udara dan embun yang segar
berkicau setiap hari di bawah matahari

kenariku, bagaimana aku bisa melepasmu
di luar sana udara bercampur asap kendaraan
embun bercampur debu
pohon-pohon banyak yang ditebang
matahari akan menyaksikan kau sendirian

kenariku, kau akan tetap dalam sangkar
aku akan merawatmu
kau akan bebas seperti kau berada di luar sana

yogyakarta, 2012

AKU INGIN KAU MENJADI AIR MATAKU

semuanya sama
saat ini tak perlu aku menunggu atau mengejarnya
saat ini tak perlu aku merasa sedih atau bahagia
saat ini aku telah tak mampu mempedulikannya

hai, yang ada di mana-mana
aku ingin kau menjadi air mataku
kata-kata telah menentukanku menjadi dirimu
bahasa telah menentukanku menjadi apa pun saja

hai, yang ada di mana-mana
aku ingin kau menjadi air mataku
akan aku tulis hingga sajakku meneteskan darah
dan hilanglah semua amarah

hai, yang ada di mana-mana
aku ingin kau menjadi air mataku
akan aku tundukkan kepalaku di antara jalan-jalanku
dan aku akan menemani siapa pun saja yang ada di sana

semuanya sama
saat ini tak perlu aku menunggu atau mengejarnya
saat ini tak perlu aku merasa sedih atau bahagia
saat ini aku telah tak mampu mempedulikannya

hai, yang ada di mana-mana
aku ingin kau menjadi air mataku
jadilah setes saja

yogyakarta, 2012

PAGI DALAM PERJALANAN

telah lama aku menyusuri jalan-jalan setapak
aku tak pernah lagi menulis sajak
kehidupan terlihat jauh dari hidupku
apa yang ada terasa tak ada
aku merasa kosong
aku tahu ada sesuatu yang sangat berharga
yang tak bisa aku bahasakan
tapi aku tak lagi menulis sajak
kata-kata berantakan untuk mengungkapkan

dan kini aku berada di perjalanan dari magelang menuju yogyakarta
dalam mobil musik mengalun menyentuh kalbu
di luar kaca aku lihat orang-orang bergegas sehabis subuh
mencari nafkah untuk hidupnya agar berkah

sedangkan aku bergelut dengan diri sendiri
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang diriku
meski apa yang ada dalam diri manusia tak mungkin selesai dibaca
apalah arti diriku jika aku tak mengerti sedikit saja

tapi aku tak lagi menulis sajak
yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaanku
aku tak tahu lagi apa itu sajak
aku tak tahu menyusun pikiraku menjadi benar
pedagang kaki lima, penjual sayur, tukang sampah, pengamen,
tukang becak, hiruk-pikuk kehidupan
tak bisa aku ungkapkan menjadi sajak

aku menangis
hatiku tergetar
aku merasa cengeng melihat keadaan
dan aku senang sebab ini juga kebebasan
air mata tak mengenal jenis kelamin
setiap manusia pastilah punya hati dan air mata

memang aku tak banyak menulis tentang mereka
tapi aku tahu arti sajak dari hidup mereka
memang kita tak pernah bicara
tapi mereka punya mulut yang tak biasa
melebihi pemberian yang membuat mereka bahagia

kini, aku berada di perjalanan dari magelang menuju yogyakarta
mobil semakin melaju
musik semakin mengalun merdu
biarlah aku selalu bersama keringat dan air mata mereka
dan menjadi sajakku dalam doa

yogyakarta, 2012

PENYAIR TAK PUNYA PRESIDEN

tak pernah aku ingkari bahwa hidup hanyalah kutipan
dan apa yang aku tulis hanyalah ikrar

tak pernah aku ingkari bahwa penyair hanyalah sebutan
dan sajakku hanyalah cinta yang aku harus pertahankan

tak pernah aku ingkari bahwa aku hanyalah manusia biasa
dan keinginan hanyalah kebebasan yang harus dijaga

tak pernah aku ingkari bahwa pada diriku tak ada aturan
dan apa yang aku lakukan hanyalah kewajiban

tak pernah aku ingkari bahwa aku tak punya presiden
sebab segalanya hanyalah perlu pikiran dan hati nurani

yogyakarta, 2012

AKU INGIN PERGI KE HUTAN

aku ingin pergi ke hutan
berbicara dengan tumbuhan dan hewan-hewan
terlentang di atas tanahnya
berbagi kegelisahan di bawah langitnya

aku ingin pergi ke hutan
belajar kejujuran pada yang ada di sana

yogyakarta, 2012

PECINTA KESEDIHAN

bagaimana kau bisa mencintaiku jika aku mencintai kesedihan
tersenyum pada sesuatu yang tak diinginkan
memeluk sesuatu yang ditakutkan
dan menemani sesuatu yang dijauhi banyak orang
seluruh tubuhku adalah kesedihan

tubuhku darahnya mendidih bersumber dari luka-luka jalanan
aliran darahku penuh dengan tangisan, jeritan, dan teriakan
aku bahagia merasakannya
aku merasa hidup ada di dalamnya
tanpanya aku tak akan pernah mengenal hidup
mungkin juga aku tak akan mengenalmu sebagai cinta

jika kau mencintaiku
apa yang bisa dibanggakan dari cinta
tubuhku sendiri adalah air mata
jika kau mencintaiku
apa yang bisa diharapkan dari cinta
tubuhku sendiri adalah nestapa

apakah karena aku menulis sajak
kau kira aku bisa membuatmu bahagia
apakah karena aku menyukai keindahan
kau kira aku bisa membuat hari-harimu menyenangkan
sajak dan keindahan bagian dari hidupku
untuk mengenali seluruh hidup kesedihan
agar bermesraan dengan yang diasingkan
agar aku mencintaimu lebih dalam

aku bahagia atas apa yang ada di tubuhku
aku mencintainya dari pada kebahagiaanku
aku merasa bahagia dengan kesedihanku
aku bahagia berada di dalamnya
dengan rengkuhannya yang tak palsu

bagaimana kau bisa mencintaiku jika aku mencintai kesedihan
aku tak punya apa-apa selain cinta
aku akan mencintaimu demi kesedihan
dan aku akan selalu mencintai seperti kehidupan dan kematian
yang ada sebagaimana mestinya

bagaimana kau bisa mencintaiku
jika cintaku tak kau inginkan
bagaimana kau bisa mencintaiku
jika cintaku bagimu adalah hal yang menakutkan
bagaimana kau bisa mencintaiku
jika cintaku bagimu jauh dari kebahagiaan

bagaimana kau bisa mencintaiku sebelum kau ada dalam cintaku?

yogyakarta, 2012

HENING

kudengarkan ombak laut darahku
kubuka lembaran matahari
kutemukan hidup yang tak akan mati

yogayakarta,2012

TERIAKAN MALAM
:j. z.

Ala, di mana sajakmu...
kau teriak memanggil kelam       
memanggilku yang hilang
kau kayuh sepedamu di jalan raya
sampai sakitpun tak kau rasa

ke mana kau akan mencariku
di mana aku akan ditemukan
aku adalah kelamnya malam
mereka yang tertidur dengan kesedihannya
mereka yang yang jauh dari kebahagiaan

aku ketuk pintu-pintu mereka dalam doa
dengan ketidakberdayaanku setiap waktu
sajak-sajakku terlempar
aku menggigil merasakan kenyataan

Ala, baca sajakmu...
kau berteriak lagi memanggilku
sajakku kelamnya malam
aku selalu membacanya penuh dalam diri
kenyataan yang aku alami bukan mimpi

sajakku mungkin bukan susunan kata-kata lagi
yang mempermainkan kenyataan melebihi ilusi
lihatlah seluruh dalam diriku
pori-pori di tubuhku mengajariku
membaca sajak-sajak yang sebenarnya
lebih nyata dari kata-kata
lebih bermakna dari kenyataannya

sajak-sajakku
aku tulis
aku baca
pada setiap detak dalam diri
pada setiap yang menyentuh tubuhku ini
sebab sajak bukan hanya kata-kata

yogyakarta, 2012

DI UJUNG HATI

kata batu
makna mengintipku malu
namamu dzikirku

yogyakarta, 2011

KERTAS ROBEK

malam ini aku tulis sajak pada kertas robek
semua hadir bagai burung gagak
hujan menyuarakan keabadian
inilah maut ketika yang dihasilkan hanya coretan

udara yang memelukku serasa menerkamku
dan mencabik-cabik seluruh tubuhku
aku bertahan demi sajakku
mata burung gagak semakin liar di jariku

siapa kelak akan membaca sajakku
yang berisi tentang coretan tak berharga
yang bersuara sumbang di antara lubang-lubang mencekam
ia mungkin akan membaca kematianku
kematian dari segala kematian
yang akan aku akhiri dengan senyuman
atau mungkin terlupakan
karena sajakku tak ingin diingat demi pujian dan penghargaan

coretan dalam sajakku akan menghantuinya
bagai burung gagak dan udara yang hadir malam ini
terbang dan hinggap pada kata-kata
menyelimuti jadi makna-makna

apa yang aku tulis adalah coretan
yang tak mempunyai keindahan
seperti burung gagak dan udara yang menandakan kematian

siapa bilang kematian tak punya keindahan
maka datanglah mautku dengan sebuah sajak
aku akan membacanya seperti hujan malam ini
dan aku akan menaruh kertas robek ini
siapa tahu besok masih ada yang berani bermimpi

yogyakarta, 2012

KAU KIRA KESENDIRIAN TAK BERARTI

kau kira sajak hanya mainan
dengan menulisnya kau bisa dikenal
sajak bukan perkara mudah seperti kau membaca dan setelah itu selesai
kau butuh kesendirian untuk menulisnya
kau butuh ruang sunyi untuk kekal di dalamnya
kau butuh kejernihan hati dan pikiran untuk mengenal kehidupan
kau butuh ketelanjangan diri untuk merasakan
mendengarkan setiap jengkal langkahmu
sebab sajak bukan mainan atau sekedar iklan

kau kira kesendirian tak berarti
sajak bukan hanya yang ada di pikiran tapi juga apa yang ada di hati
kau bisa menulisnya dengan rasa kesal, benci, dan cinta
kau bisa menulisnya dengan bahasa yang dimengerti dan tak dimengerti
kau bisa menulisnya dengan rasa sedih dan bahagia yang tak biasa
kau bisa menulisnya tanpa pujian apalagi pertengkaran
sebab sajak bukanlah pesta atau sekadar hiburan

kau kira sajak hanya mainan dan kesendirian tak berarti
sajak terkadang melebihi pikiran dan hati

yogyakarta, 2012

DILARANG MENULIS SAJAK

kau jauhkan buku dan alat tulisku atas nama kesehatan
sedangkan tubuhku menyimpan ancaman
apa yang salah dengan buku dan alat tulisku
dalam tubuhku banyak yang menangis karena terlantar
kau tak bisa melarangku untuk berbuat apa pun
mana buku dan alat tulisku
aku telah banyak membakar

aku tak perlu tipu dayamu
orang sehat tak ditentukan oleh pakaian dan pekerjaan
orang normal tak ditentukan oleh perilaku orang kebanyakan
apa yang harus ditakutkan?

sebelum benar-benar jauh darimu
mana buku dan alat tulisku
aku ingin membaca
aku ingin menulis
apa yang ada di tubuhku tak pernah berhenti merasakan

yogyakarta, 2012

SAJAK YANG TAK BICARA

kau terbit dalam diriku seperti matahari
menghiasi malam-malam dan hari-hariku
aku ingin orang lain tahu
bahwa aku adalah sinarmu
maka aku beri kau tubuh
dari apa yang kau kenali tentang diriku

aku kenali pada mereka meski dengan mata terpejam
karena jika mataku terbuka mereka mengiranya itu adalah luka
mereka mengenalimu sebagai dirinya saja
tak ada yang mengenalimu sebagai dirimu
tak ada yang mengajakmu bicara
kecuali yang membuka pikiran dan hatinya

aku juga ingin kau dimengerti
terkadang aku juga tak mengerti
mengapa kau disukai karena keindahanmu saja

tapi biarlah kau tak bicara
aku menulismu bukan untuk kau  dikenali
aku hanya ingin menghiburmu
agar esok yang membacamu mengerti
bahwa tak ada yang kekal
selain yang tak bisa diungkapkan

yogyakarta, 2012

GELAP

berilah aku mata
biar kulihat segalanya
sebagaimana adanya

yogyakarta, 2012

UNGKAPAN

1.
pada hatimu
kau menginginkan kebahagiaan
kau ciptakan keindahan
agar kau merindukan dirimu sendiri
padahal semuanya hanya sajak sepi
dari panas darah yang kau sembunyikan
lalu mereka mengangabnya sebagai taman

2.
kau tak perlu lagi menulis sajak
jika itu hanya menjauhkan dirimu sendiri
kau tak perlu lagi membaca sajak
jika itu hanya membuatmu terluka lebih dalam
terkadang apa yang ada di dalam tak perlu terdengar
sebab melebihi dari apa yang kau tulis dan kau bacakan

3.
apa yang kau cari dari keindahan?
setiap bentuk tak punya rahasia
tulislah rahasia
dan biarlah menjadi rahasia
tak perlu untuk dikenal
tak perlu untuk dikenang
tetaplah berada di tengah lautan

4.
aku tak pernah berpikir
kau milikku atau aku milikmu
aku merasakan sajak sunyi yang tak bisa kuungkapkan
menulisku melebihi yang kuungkapkan
semua terasa tertutup
tapi terbuka karena semua tak berpintu
sajakku menyuarakan dirinya di sana
saat kita berada di jalan bahasa

yogyakarta, 2012

DI KEDALAMAN MALAM 2

aku menaruh malam
menaruh tanda di kedalamannya
yang menaruhku di kedalamanku                                                                                              

ketika itu aku malam
memusar pada yang tergapai
malam yang memusar kelam
lebih dekat dari badan

aku malam beserta isinya
mencumbu perlahan rindunya
isi rindu kehidupan
isi rindu berbagai waktu
cumbuan paling lembut dari inginnya

aku memusar
dingin memusar
ingin memusar
pusaran malam beserta isinya
hingga lupa di mana tempatnya
hingga lupa di mana ada
hingga tiada tanya dan jawab
sebab lupa ingin
sebab lupa dingin
sebab yang hadir
lebih halus dari apa yang dihirup dan dihembuskan

memusar aku
menjadi tiada diri dalam tanda
menjadi tiada tanda di dalamnya

aku memusar
terus memusar
semakin memusar
menjadi apapun saja hingga nafasnya

malam ini aku tak ingin pergi
malam ini aku malam
malam ini aku tanda
malam ini tanda keagungan

aku memusar
terus memusar
semakin memusar
tenggelam tak padam
tenggelam pada tanda diri yang dalam

aku memusar tak bisa dihentikan
lebih cepat dari yang bisa dicatat
lebih cepat dari yang bisa diperhitungkan
dan tak menyisakan bayangan

pusaran segala pada diriku
sejuta mata air
sejuta air mata
sejuta mata menjerit doa luka
aku tersungkur
mengukur yang tiada
tersungkur asing terpesona

timur barat selatan utara adalah lingkaran
aku memusar  sejuta doa
melingkar seputih cakra
pusaran mereka
detak pusar kata kata
aku memusar sejuta makna

entahlah, semuanya melebihi keinginan
tandaku membawaku ke pengasingan
yang hidup dan mati saling mengisi
saling menaruh diri sebagai arti
sebagai malam dan diriku yang puisi

yogyakarta, 2011

LUKA PERJALANANKU

kakiku telah jauh melangkah
jalan demi jalan telah aku lalui
jarak demi jarak telah aku tempuh
kakiku penuh luka yang tak mampu aku obati

luka ini begitu menyiksaku
sakitnya sangat mengganggu
luka ini begitu membuatku untuk berhenti
sakitnya hingga ke ulu hati

ke mana aku akan menyembuhkannya?
di mana tempat yang mampu mengobati luka ini?
aku tak ingin hanya disuguhi cerita
aku tak ingin hanya disuguhi kata gombal dan basa-basi
sudah cukup rasanya aku menjerit
sudah cukup rasanya aku mengeluh
sudah cukup rasanya air mata ini menetes
dan akupun tak kuasa berdiri

aku telah berusaha untuk menyembuhkan luka ini
aku telah paksakan diri mencari obatnya ke sana kemari
aku tak tahu apa yang harus aku lakukan lagi
usahaku hanya menciptakan luka yang lebih melukai

kesabaran adalah hati
hati adalah matahari
kini kesabaranku hampir hilang
kesabaranku telah penuh darah dan nanah
pada perjalanan ini aku hanya ingin menahan amarah

ke mana aku akan menyembuhkannya?
di mana tempat yang mampu mengobati luka ini?
perjalananku masih panjang
sedang di ujung perjalanan telah banyak yang menunggu

kesedihan di dunia ini bukan kesedihan bagiku
kebahagiaan di dunia ini bukan kebahagiaan bagiku
apalah arti semuanya jika aku tak merasakan yang sebenarnya
kata-kata hanya melintas tak memberikan makna
aku yang berada dalam luka tak mampu berbuat apa

orang-orang mengira aku putus asa
orang-orang mengira aku tak berusaha
orang-orang mengira aku sudah gila
penilaian ada hanya pada yang nampak saja
kebenaran hanya asumsi karena semua pasti berubah

apakah ada yang tahu dan paham bahwa
seseorang harus berpikir hingga tak mampu berpikir lagi
seseorang harus bertindak hingga tak mampu bertindak lagi
hingga tahu bahwa dirinya bukan apa apa selain mimpi

berhenti melakukan bukan berarti diam
sebab diam lebih berbahaya dari ancaman
dan aku tak akan berhenti di sini

Tuhanku
Yang Maha Mengatur
perjalanku ini masih panjang
aku ingin berjalan meski tak kuat lagi
jangan jadikan perjalananku sebagai rahasia
jangan jadikan aku rahasia atas lukaku sendiri
jangan jadikan luka perjalananku rahasia

Tuhanku
Yang Maha Tahu
tak ada yang bisa mengobatiku
hanya Engkau yang tahu
luka perjalananku ini adalah rahasiaMu
sembuhkanlah aku
perjalananku masih panjang
aku tak ingin berhenti di sini

yogyakarta, 2o11

PEMABUK YANG MENARI

aku seorang pemabuk yang menari
aku mabuk tanpa minuman
aku dimabukkan musik
aku dimabukkan kata-kata

aku mabuk dan menari di mana saja
tak peduli panas atau hujan
tak peduli kenyang atau lapar
aku ada di semua tempat
dengan musik dan kata-kata

tubuhku adalah nafas bunyi
tubuhku adalah nafas gerak
yang menari menyusuri nafasnya sendiri

aku yang mabuk tak akan berhenti
akulah setiap nafas alat musik dan huruf-huruf
akulah setiap nafas hati
yang tak kau tahu bunyi dan geraknya

aku bergerak  bersama isi semesta
memendam bayangnya
menyatu dengan diri yang sebenarnya
terbang kesana-kemari seperti rajawali

jangan tanya mengapa begini
jangan tanya mengapa harus begini

semua ada seperti musik
semua ada seperti kata-kata
aku seorang pemabuk yang menari
ke dalam sunyi bunyi sendiri
jika musnah segalanya
aku berhenti

yogyakarta, 2011

SUJUD KATA

inilah semesta tempatku
aku membaca dan menulisku
aku bersujud kepadaMu
aku tak peduli jika tak ada yang membaca dan menulisku
karena Kau hidup dan matiku

yogyakarta, 2012

SAJAK 1

di mana akan aku bisikkan suaraku ini
jika semuanya adalah telinga
di mana akan aku tulis kata-kataku ini
jika semuanya adalah kertas kosong

kau mengatakan di sini saja
dia mengatakan di sini saja
mereka mengatakan di sini saja

biarlah  kubisikkan dan kutulis di dalam hati
di mana kau, dia, dan mereka ada
bersama keabadian rahasianya

yogyakarta, 2011

SAJAK YANG TAK MAMPU AKU TULISKAN

orang-orang berjalan di jalannya masing-masing
di jalanan orang-orang menyiksa tersiksa
memelihara dendam
memelihara diri yang berduri
sebelum tuntas untuk pergi

mataku berhamburan dalam dada
aku melompat ke dalam diriku
mencari mata yang sempurna
mencari kesempurnaan penglihatan
dari mataku sendiri
yang kian lama kian sepi cahaya

di sana mata-mata menangis
berbicara dan bercerita tentang kesedihan
di antara kemiskinan dan kelaparan
di antara keagungan dan tipu daya

kata-kataku sakit walau tak menyentuhnya  sama sekali
sebagai sajak atau puisi
sebagai makna dari yang mati

mata-mata terus saja menangis
di mana aku?
di mana sajakku?
pertanyaanku tak selesai hanya dengan tindakan
kata-kataku berpijar
aku tersiksa tak mampu menuliskannya

kamar siput, yogyakarta, 2011

HUJAN MALAM BULAN APRIL

semakin malam lukisanku berjatuhan
lukisan hujan
melukis daun
melukis tanah
melukisku hingga basah

aku dari hulu ke hilir
mengalir dalam takdir
menyusurimu dalam lukisanku
menyusuriku dalam hujan
tetesan air demi tetes
menjadi daun
menjadi tanah

semakin malam
semakin hujan
semakin berjatuhan
aku semakin basah

kamar siput, yogyakarta, 2011

KOSONG

aku
kata
berdiri
satu

fortuna, yogyakarta, 2011

MAWAR MERAH

mawar merah
oh mawar merah
tubuhku adalah tanah
manusia adalah mawar
yang mekar adalah bunga
mawar merah mawar manusia
mekarlah aku padanya
mekarlah lagu juga padanya

mawar merah yang mekar dalam jiwa
kau lagu yang belum kutemukan musiknya
lagu yang kutemukan kunyanyikan diriku
lagu sekumtum mawar merah yang ditiup pohonnya
tertiup jelas merah di hatiku
lagu mawar sekuntum lagu
sekuntum nyanyian hatimu
menyanyikanku dalam rindu

mawar merah yang wangi dalam tubuh
akulah pencari di belentara bentuk dan warna
akulah yang tesesat melesat dalam bunga
dalam wangimu aku ada
antara abadi dan sementara

rindu ini
oh rindu mawar merah
oh rindu sekuntum lagu
oh rindu mekar menyanyikanku

hatimu sekuntum mawar merah
aku perlu sekuntum musik merdu
yang dimainkan seribu mawar merah
yang seribu rindu dimainkan musiknya

aku tak tahu kau lahir di mana
aku tak tahu kau ada di mana
kau menyelimuti semesta
bergesekan dalam udara
di mana aku ada menyelimutinya
di mana tubuhku tak lagi laksa

malam ini aku dingin
malam ini aku panas
bernyanyi bersamamu dengan rindu
bernyanyi mawar merah yang merah di hatiku

bernyanyilah terus bernyanyi bibir hatimu
teruslah bibir hatiku mengecupmu
lagumu tercipta dalam hatiku
yang belum diciptakan siapa pun

sebenarnya aku telah menemukan lagu
menemukan irama kebenaranku
akulah lagumu
kaulah hatiku
bergesekan dalam udara
sebagai panggung cinta

jika dingin akulah dingin
jika panas akulah panas
aku menemuimu sebagai panas dan dinginmu
sebagai ayat dan harkatku

yogyakarta, 2011

DI ANTARA TIDURMU

aku tak tahu
apa yang lebih awal hadir
rindu, cinta, atau mautku di antara tidurmu

namun telah aku bunuh sesuatu yang menakutkanmu
agar kau lebih dekat kepadaku
sedekat urat nadiku

yogyakarta, 2010

SAJAK JUGA MANUSIA

apa yang aku tulis adalah manusia
ia punya hati dan pikirannya
ia punya cara pandangnya sendiri
ia punya kerakternya masing-masing

dan jika ada yang tak suka
atau bahkan menghujatnya
maaf mungkin aku lupa menulisnya

yogyakarta, 2010

JUMA DAN SEPATUNYA

juma telah lupa jejak kakinya
namun sekarang dia sadar bahwa dirinya dewasa
ia ingin mencari dirinya
dan dia menulis doa di sepatunya

yogyakarta, 2010

KACA CERMIN DAN DIRINYA

fajri menyimpan dirinya dalam cermin
menyimpan geraknya yang kaku
kabur di belakang tubuhnya yang kelabu

fajri tak henti henti menyimpan dirinya
beku sebagai waktu
“farida, aku masih menyayangimu”

yogyakarta, 2010