TANPA JUDUL 3
dari mana
kata-kata dan kita dilahirkan?
begitu
mudahnya kita buang
begitu
mudahnya kita hilangkan
kata-kata dan
kita bukan sampah atau rongsokan
kita ingin
dibaca tapi lupa dari mana asal kata-kata
kata-kata
ingin dibaca tapi lupa dari mana asal kita
dari mana
kata-kata dan kita dilahirkan?
begitu
mudahnya kita buang
begitu
mudahnya kita hilangkan
kata-kata dan
kita bukan sampah atau rongsokan
yogyakarta,
2012
TANPA JUDUL 2
berilah
namamu
aku akan
tulis seribu sajak tentang namamu
berilah aku
namamu yang begitu lembut
aku akan
tulis seribu sajak di atas kelembutanmu
yogyakarta,
2012
TANPA JUDUL 1
“jika ingin
hidup janganlah menulis sajak
sajak akan
menuntunmu pada jalan kematian
duniamu akan
suram dan apa yang kau jalani hanya ilusi,” kata mereka
kehidupan dan
kematian bagiku sama saja
karena aku
tak mampu memcipta hidup dan mati
aku tak mampu
mencipta ilusi
aku hanya
menulis sajak
dan hanya
ingin mengenali yang sejati
yogyakarta,
2012
MALAM YANG PERNAH KITA JALANI
:ahmad muchlis amrin
kita berdua terbiasa
menjalani malam
saat
kata-kata tak bisa kita lepaskan
di perjalanan
kita sama-sama diam
menangkap yang ada
menaruhnya
sebagai apa yang kita rasakan
betapa
sulitnya kata-kata kita lepaskan
kita berdua
harus jauh pergi
menembus
dingin dan keramaian
kita berdua melukai
diri sendiri
setelah jauh
berjalan kita sama-sama pulang
kau lepaskan
kata-kata menjadi cerita pendek dan sajak
dan aku masih
tak bisa melepasnya menjadi sajak
di sepanjang
perjalanan
bagiku
kata-kata hanyalah ingatan
tentang dua
kekasih yang lagi berciuman
tentang
lelaki tua yang tidur di atas becaknya
tentang
perempuan tua yang tidur tanpa alas di trotoar
tentang anak
muda yang mabuk di depan toko
tentang
pemulung yang mengais sisa makanan
tentang balita
yang disusui ibunya beralaskan koran
tentang
penjaja seks yang lagi tawar-menawar
selebihnya
kesensaraan dan kesedihan
kata-kata
bagiku hanyalah ingatan
aku tak bisa
melepaskannya menjadi sajak
mungkin
kata-kata dan kenyataan begitu jauh berbeda
tapi malam yang
kita jalani tak akan sia-sia
semua yang
aku rasakan adalah wangi surga
yogyakarta,
2012
JANJI DAN PERMINTAAN
aku ingin menulis
aku ingin berbuat
jika apa yang aku
lakukan hanya kebohongan
musnahkan aku
yogyakarta, 2012
NAMAMU
namamu
siapa yang
menyebut namamu
siapa yang
sebenarnya aku sebutkan
aku serupa
udara di setiap lorong di tubuhku
menemukan
jalan hanya padamu
tak tahu ke
mana aku harus pergi
hati ini
telah terkunci
tak tahu apa
yang harus aku lakukan
gerak ini telah
membawaku pada yang diam
jika setiap
nama adalah namamu
ke mana
sebenarnya aku akan pergi
di mana
sebenarnya aku akan berhenti
segala pertanyaan
tak menemukan jawaban
segala
persimpangan hanya persinggahan
segala awal
dan akhir hanya pada namamu
seluruh apa
yang ada di tubuhku menyebutmu
ada begitu
saja tanpa aku pinta
begitu
jauhkah kau?
aku telah tak
mampu menyebut namaku sendiri
begitu
dekatkah kau?
aku tak tahu
apa yang sebenarnya aku sebutkan
mungkin namamu
ada pada diriku sebagai namaku
tapi namaku
adalah diriku sendiri
yogyakarta,
2012
KENARI DALAM SANGKAR
kenariku,
sebenarnya aku ingin melepasmu
sangkar ini
membuat duniamu begitu sempit
aku ingin kau
terbang bebas di luar sana
merasakan
udara dan embun yang segar
berkicau
setiap hari di bawah matahari
kenariku,
bagaimana aku bisa melepasmu
di luar sana
udara bercampur asap kendaraan
embun
bercampur debu
pohon-pohon
banyak yang ditebang
matahari akan
menyaksikan kau sendirian
kenariku, kau
akan tetap dalam sangkar
aku akan
merawatmu
kau akan bebas
seperti kau berada di luar sana
yogyakarta,
2012
AKU INGIN KAU MENJADI AIR MATAKU
semuanya sama
saat ini tak
perlu aku menunggu atau mengejarnya
saat ini tak
perlu aku merasa sedih atau bahagia
saat ini aku
telah tak mampu mempedulikannya
hai, yang ada
di mana-mana
aku ingin kau
menjadi air mataku
kata-kata
telah menentukanku menjadi dirimu
bahasa telah
menentukanku menjadi apa pun saja
hai, yang ada
di mana-mana
aku ingin kau
menjadi air mataku
akan aku
tulis hingga sajakku meneteskan darah
dan hilanglah
semua amarah
hai, yang ada
di mana-mana
aku ingin kau
menjadi air mataku
akan aku
tundukkan kepalaku di antara jalan-jalanku
dan aku akan menemani siapa pun saja yang ada di sana
semuanya sama
saat ini tak
perlu aku menunggu atau mengejarnya
saat ini tak
perlu aku merasa sedih atau bahagia
saat ini aku
telah tak mampu mempedulikannya
hai, yang ada
di mana-mana
aku ingin kau
menjadi air mataku
jadilah setes
saja
yogyakarta,
2012
PAGI DALAM
PERJALANAN
telah lama aku menyusuri jalan-jalan setapak
aku tak pernah lagi menulis sajak
kehidupan terlihat jauh dari hidupku
apa yang ada terasa tak ada
aku merasa kosong
aku tahu ada sesuatu yang sangat berharga
yang tak bisa aku bahasakan
tapi aku tak lagi menulis sajak
kata-kata berantakan untuk mengungkapkan
dan kini aku berada di perjalanan dari magelang menuju
yogyakarta
dalam mobil musik mengalun menyentuh kalbu
di luar kaca aku lihat orang-orang bergegas sehabis subuh
mencari nafkah untuk hidupnya agar berkah
sedangkan aku bergelut dengan diri sendiri
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang diriku
meski apa yang ada dalam diri manusia tak mungkin selesai
dibaca
apalah arti diriku jika aku tak mengerti sedikit saja
tapi aku tak lagi menulis sajak
yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaanku
aku tak tahu lagi apa itu sajak
aku tak tahu menyusun pikiraku menjadi benar
pedagang kaki lima, penjual sayur, tukang sampah, pengamen,
tukang becak, hiruk-pikuk kehidupan
tak bisa aku ungkapkan menjadi
sajak
aku menangis
hatiku tergetar
aku merasa cengeng melihat keadaan
dan aku senang sebab ini juga kebebasan
air mata tak mengenal jenis kelamin
setiap manusia pastilah punya hati dan air mata
memang aku tak banyak menulis tentang mereka
tapi aku tahu arti sajak dari hidup mereka
memang kita tak pernah bicara
tapi mereka punya mulut yang tak biasa
melebihi pemberian yang membuat mereka bahagia
kini, aku berada di perjalanan dari magelang menuju yogyakarta
mobil semakin melaju
musik semakin mengalun merdu
biarlah aku selalu bersama keringat dan air mata mereka
dan menjadi sajakku dalam doa
yogyakarta, 2012
PENYAIR TAK PUNYA PRESIDEN
tak pernah
aku ingkari bahwa hidup hanyalah kutipan
dan apa yang
aku tulis hanyalah ikrar
tak pernah
aku ingkari bahwa penyair hanyalah sebutan
dan sajakku
hanyalah cinta yang aku harus pertahankan
tak pernah
aku ingkari bahwa aku hanyalah manusia biasa
dan keinginan
hanyalah kebebasan yang harus dijaga
tak pernah
aku ingkari bahwa pada diriku tak ada aturan
dan apa yang
aku lakukan hanyalah kewajiban
tak pernah
aku ingkari bahwa aku tak punya presiden
sebab
segalanya hanyalah perlu pikiran dan hati nurani
yogyakarta,
2012
AKU INGIN PERGI KE HUTAN
aku ingin
pergi ke hutan
berbicara
dengan tumbuhan dan hewan-hewan
terlentang di
atas tanahnya
berbagi
kegelisahan di bawah langitnya
aku ingin
pergi ke hutan
belajar
kejujuran pada yang ada di sana
yogyakarta,
2012
PECINTA KESEDIHAN
bagaimana kau bisa mencintaiku jika aku mencintai kesedihan
tersenyum pada sesuatu yang tak diinginkan
memeluk sesuatu yang ditakutkan
dan menemani sesuatu yang dijauhi banyak orang
seluruh tubuhku adalah kesedihan
tubuhku darahnya mendidih bersumber dari luka-luka jalanan
aliran darahku penuh dengan tangisan, jeritan, dan teriakan
aku bahagia merasakannya
aku merasa hidup ada di dalamnya
tanpanya aku tak akan pernah mengenal hidup
mungkin juga aku tak akan mengenalmu sebagai cinta
jika kau mencintaiku
apa yang bisa dibanggakan dari cinta
tubuhku sendiri adalah air mata
jika kau mencintaiku
apa yang bisa diharapkan dari cinta
tubuhku sendiri adalah nestapa
apakah karena aku menulis sajak
kau kira aku bisa membuatmu bahagia
apakah karena aku menyukai keindahan
kau kira aku bisa membuat hari-harimu menyenangkan
sajak dan keindahan bagian dari hidupku
untuk mengenali seluruh hidup kesedihan
agar bermesraan dengan yang diasingkan
agar aku mencintaimu lebih dalam
aku bahagia atas apa yang ada di tubuhku
aku mencintainya dari pada kebahagiaanku
aku merasa bahagia dengan kesedihanku
aku bahagia berada di dalamnya
dengan rengkuhannya yang tak palsu
bagaimana kau bisa mencintaiku jika aku mencintai kesedihan
aku tak punya apa-apa selain cinta
aku akan mencintaimu demi kesedihan
dan aku akan selalu mencintai seperti
kehidupan dan kematian
yang ada sebagaimana mestinya
bagaimana kau bisa mencintaiku
jika cintaku tak kau inginkan
bagaimana kau bisa mencintaiku
jika cintaku bagimu adalah hal yang menakutkan
bagaimana kau bisa mencintaiku
jika cintaku bagimu jauh dari kebahagiaan
bagaimana kau bisa mencintaiku sebelum kau ada dalam cintaku?
yogyakarta, 2012
HENING
kudengarkan
ombak laut darahku
kubuka
lembaran matahari
kutemukan
hidup yang tak akan mati
yogayakarta,2012
TERIAKAN MALAM
:j. z.
“Ala, di mana sajakmu...”
kau teriak memanggil
kelam
memanggilku
yang hilang
kau kayuh
sepedamu di jalan raya
sampai
sakitpun tak kau rasa
ke mana kau
akan mencariku
di mana aku
akan ditemukan
aku adalah
kelamnya malam
mereka yang
tertidur dengan kesedihannya
mereka yang
yang jauh dari kebahagiaan
aku ketuk
pintu-pintu mereka dalam doa
dengan
ketidakberdayaanku setiap waktu
sajak-sajakku
terlempar
aku menggigil
merasakan kenyataan
“Ala, baca sajakmu...”
kau berteriak
lagi memanggilku
sajakku kelamnya
malam
aku selalu
membacanya penuh dalam diri
kenyataan
yang aku alami bukan mimpi
sajakku mungkin
bukan susunan kata-kata lagi
yang
mempermainkan kenyataan melebihi ilusi
lihatlah
seluruh dalam diriku
pori-pori di
tubuhku mengajariku
membaca
sajak-sajak yang sebenarnya
lebih nyata
dari kata-kata
lebih
bermakna dari kenyataannya
sajak-sajakku
aku tulis
aku baca
pada setiap
detak dalam diri
pada setiap
yang menyentuh tubuhku ini
sebab sajak
bukan hanya kata-kata
yogyakarta,
2012
DI UJUNG HATI
kata batu
makna
mengintipku malu
namamu
dzikirku
yogyakarta,
2011
KERTAS ROBEK
malam ini aku
tulis sajak pada kertas robek
semua hadir
bagai burung gagak
hujan
menyuarakan keabadian
inilah maut
ketika yang dihasilkan hanya coretan
udara yang
memelukku serasa menerkamku
dan
mencabik-cabik seluruh tubuhku
aku bertahan
demi sajakku
mata burung
gagak semakin liar di jariku
siapa kelak
akan membaca sajakku
yang berisi
tentang coretan tak berharga
yang bersuara
sumbang di antara lubang-lubang mencekam
ia mungkin akan
membaca kematianku
kematian dari
segala kematian
yang akan aku
akhiri dengan senyuman
atau mungkin
terlupakan
karena
sajakku tak ingin diingat demi pujian dan penghargaan
coretan dalam
sajakku akan menghantuinya
bagai burung
gagak dan udara yang hadir malam ini
terbang dan
hinggap pada kata-kata
menyelimuti
jadi makna-makna
apa yang aku
tulis adalah coretan
yang tak
mempunyai keindahan
seperti
burung gagak dan udara yang menandakan kematian
siapa bilang
kematian tak punya keindahan
maka
datanglah mautku dengan sebuah sajak
aku akan
membacanya seperti hujan malam ini
dan aku akan
menaruh kertas robek ini
siapa tahu
besok masih ada yang berani bermimpi
yogyakarta,
2012
KAU KIRA KESENDIRIAN TAK BERARTI
kau kira
sajak hanya mainan
dengan menulisnya
kau bisa dikenal
sajak bukan
perkara mudah seperti kau membaca dan setelah itu selesai
kau butuh
kesendirian untuk menulisnya
kau butuh
ruang sunyi untuk kekal di dalamnya
kau butuh
kejernihan hati dan pikiran untuk mengenal kehidupan
kau butuh
ketelanjangan diri untuk merasakan
mendengarkan setiap
jengkal langkahmu
sebab sajak
bukan mainan atau sekedar iklan
kau kira
kesendirian tak berarti
sajak bukan
hanya yang ada di pikiran tapi juga apa yang ada di hati
kau bisa
menulisnya dengan rasa kesal, benci, dan cinta
kau bisa
menulisnya dengan bahasa yang dimengerti dan tak dimengerti
kau bisa
menulisnya dengan rasa sedih dan bahagia yang tak biasa
kau bisa
menulisnya tanpa pujian apalagi pertengkaran
sebab sajak
bukanlah pesta atau sekadar hiburan
kau kira
sajak hanya mainan dan kesendirian tak berarti
sajak
terkadang melebihi pikiran dan hati
yogyakarta,
2012
DILARANG MENULIS SAJAK
kau jauhkan
buku dan alat tulisku atas nama kesehatan
sedangkan
tubuhku menyimpan ancaman
apa yang salah
dengan buku dan alat tulisku
dalam tubuhku
banyak yang menangis karena terlantar
kau tak bisa
melarangku untuk berbuat apa pun
mana buku dan
alat tulisku
aku telah
banyak membakar
aku tak perlu
tipu dayamu
orang sehat
tak ditentukan oleh pakaian dan pekerjaan
orang normal
tak ditentukan oleh perilaku orang kebanyakan
apa yang
harus ditakutkan?
sebelum
benar-benar jauh darimu
mana buku dan
alat tulisku
aku ingin
membaca
aku ingin
menulis
apa yang ada
di tubuhku tak pernah berhenti merasakan
yogyakarta,
2012
SAJAK YANG TAK BICARA
kau terbit
dalam diriku seperti matahari
menghiasi
malam-malam dan hari-hariku
aku ingin orang
lain tahu
bahwa aku
adalah sinarmu
maka aku beri
kau tubuh
dari apa yang
kau kenali tentang diriku
aku kenali
pada mereka meski dengan mata terpejam
karena jika
mataku terbuka mereka mengiranya itu adalah luka
mereka
mengenalimu sebagai dirinya saja
tak ada yang
mengenalimu sebagai dirimu
tak ada yang
mengajakmu bicara
kecuali yang
membuka pikiran dan hatinya
aku juga
ingin kau dimengerti
terkadang aku
juga tak mengerti
mengapa kau
disukai karena keindahanmu saja
tapi biarlah
kau tak bicara
aku menulismu
bukan untuk kau dikenali
aku hanya
ingin menghiburmu
agar esok
yang membacamu mengerti
bahwa tak ada
yang kekal
selain yang
tak bisa diungkapkan
yogyakarta,
2012
GELAP
berilah aku
mata
biar kulihat
segalanya
sebagaimana
adanya
yogyakarta,
2012
UNGKAPAN
1.
pada hatimu
kau
menginginkan kebahagiaan
kau ciptakan
keindahan
agar kau
merindukan dirimu sendiri
padahal
semuanya hanya sajak sepi
dari panas
darah yang kau sembunyikan
lalu mereka
mengangabnya sebagai taman
2.
kau tak perlu
lagi menulis sajak
jika itu
hanya menjauhkan dirimu sendiri
kau tak perlu
lagi membaca sajak
jika itu
hanya membuatmu terluka lebih dalam
terkadang apa
yang ada di dalam tak perlu terdengar
sebab
melebihi dari apa yang kau tulis dan kau bacakan
3.
apa yang kau
cari dari keindahan?
setiap bentuk
tak punya rahasia
tulislah
rahasia
dan biarlah
menjadi rahasia
tak perlu
untuk dikenal
tak perlu
untuk dikenang
tetaplah
berada di tengah lautan
4.
aku tak
pernah berpikir
kau milikku
atau aku milikmu
aku merasakan
sajak sunyi yang tak bisa kuungkapkan
menulisku
melebihi yang kuungkapkan
semua terasa
tertutup
tapi terbuka
karena semua tak berpintu
sajakku
menyuarakan dirinya di sana
saat kita
berada di jalan bahasa
yogyakarta,
2012
DI KEDALAMAN MALAM 2
aku menaruh
malam
menaruh tanda
di kedalamannya
yang menaruhku di kedalamanku
ketika itu
aku malam
memusar pada
yang tergapai
malam yang
memusar kelam
lebih dekat
dari badan
aku malam
beserta isinya
mencumbu perlahan
rindunya
isi rindu
kehidupan
isi rindu
berbagai waktu
cumbuan
paling lembut dari inginnya
aku memusar
dingin
memusar
ingin memusar
pusaran malam
beserta isinya
hingga lupa
di mana tempatnya
hingga lupa
di mana ada
hingga tiada
tanya dan jawab
sebab lupa
ingin
sebab lupa
dingin
sebab yang
hadir
lebih halus
dari apa yang dihirup dan dihembuskan
memusar aku
menjadi tiada
diri dalam tanda
menjadi tiada
tanda di dalamnya
aku memusar
terus memusar
semakin
memusar
menjadi
apapun saja hingga nafasnya
malam ini aku
tak ingin pergi
malam ini aku
malam
malam ini aku
tanda
malam ini tanda
keagungan
aku memusar
terus memusar
semakin
memusar
tenggelam tak
padam
tenggelam
pada tanda diri yang dalam
aku memusar
tak bisa dihentikan
lebih cepat
dari yang bisa dicatat
lebih cepat
dari yang bisa diperhitungkan
dan tak
menyisakan bayangan
pusaran
segala pada diriku
sejuta mata
air
sejuta air
mata
sejuta mata
menjerit doa luka
aku
tersungkur
mengukur yang
tiada
tersungkur
asing terpesona
timur barat selatan
utara adalah lingkaran
aku memusar sejuta doa
melingkar seputih
cakra
pusaran
mereka
detak pusar
kata kata
aku memusar
sejuta makna
entahlah, semuanya
melebihi keinginan
tandaku
membawaku ke pengasingan
yang hidup
dan mati saling mengisi
saling
menaruh diri sebagai arti
sebagai malam
dan diriku yang puisi
yogyakarta,
2011
LUKA PERJALANANKU
kakiku telah
jauh melangkah
jalan demi
jalan telah aku lalui
jarak demi
jarak telah aku tempuh
kakiku penuh
luka yang tak mampu aku obati
luka ini
begitu menyiksaku
sakitnya sangat
mengganggu
luka ini
begitu membuatku untuk berhenti
sakitnya
hingga ke ulu hati
ke mana aku
akan menyembuhkannya?
di mana
tempat yang mampu mengobati luka ini?
aku tak ingin
hanya disuguhi cerita
aku tak ingin
hanya disuguhi kata gombal dan basa-basi
sudah cukup
rasanya aku menjerit
sudah cukup
rasanya aku mengeluh
sudah cukup
rasanya air mata ini menetes
dan akupun
tak kuasa berdiri
aku telah
berusaha untuk menyembuhkan luka ini
aku telah
paksakan diri mencari obatnya ke sana kemari
aku tak tahu
apa yang harus aku lakukan lagi
usahaku hanya
menciptakan luka yang lebih melukai
kesabaran
adalah hati
hati adalah
matahari
kini kesabaranku
hampir hilang
kesabaranku telah
penuh darah dan nanah
pada
perjalanan ini aku hanya ingin menahan amarah
ke mana aku
akan menyembuhkannya?
di mana
tempat yang mampu mengobati luka ini?
perjalananku
masih panjang
sedang di
ujung perjalanan telah banyak yang menunggu
kesedihan di
dunia ini bukan kesedihan bagiku
kebahagiaan
di dunia ini bukan kebahagiaan bagiku
apalah arti
semuanya jika aku tak merasakan yang sebenarnya
kata-kata hanya melintas tak memberikan makna
aku yang
berada dalam luka tak mampu berbuat apa
orang-orang
mengira aku putus asa
orang-orang
mengira aku tak berusaha
orang-orang
mengira aku sudah gila
penilaian ada
hanya pada yang nampak saja
kebenaran
hanya asumsi karena semua pasti berubah
apakah ada
yang tahu dan paham bahwa
seseorang
harus berpikir hingga tak mampu berpikir lagi
seseorang
harus bertindak hingga tak mampu bertindak lagi
hingga tahu
bahwa dirinya bukan apa apa selain mimpi
berhenti
melakukan bukan berarti diam
sebab diam
lebih berbahaya dari ancaman
dan aku tak
akan berhenti di sini
Tuhanku
Yang Maha
Mengatur
perjalanku
ini masih panjang
aku ingin
berjalan meski tak kuat lagi
jangan
jadikan perjalananku sebagai rahasia
jangan
jadikan aku rahasia atas lukaku sendiri
jangan
jadikan luka perjalananku rahasia
Tuhanku
Yang Maha
Tahu
tak ada yang
bisa mengobatiku
hanya Engkau
yang tahu
luka
perjalananku ini adalah rahasiaMu
sembuhkanlah
aku
perjalananku
masih panjang
aku tak ingin
berhenti di sini
yogyakarta, 2o11
PEMABUK YANG MENARI
aku seorang
pemabuk yang menari
aku mabuk
tanpa minuman
aku
dimabukkan musik
aku
dimabukkan kata-kata
aku mabuk dan
menari di mana saja
tak peduli
panas atau hujan
tak peduli
kenyang atau lapar
aku ada di
semua tempat
dengan musik
dan kata-kata
tubuhku
adalah nafas bunyi
tubuhku
adalah nafas gerak
yang menari
menyusuri nafasnya sendiri
aku yang mabuk
tak akan berhenti
akulah setiap
nafas alat musik dan huruf-huruf
akulah setiap
nafas hati
yang tak kau
tahu bunyi dan geraknya
aku
bergerak bersama isi semesta
memendam
bayangnya
menyatu
dengan diri yang sebenarnya
terbang
kesana-kemari seperti rajawali
jangan tanya
mengapa begini
jangan tanya
mengapa harus begini
semua ada
seperti musik
semua ada
seperti kata-kata
aku seorang
pemabuk yang menari
ke dalam
sunyi bunyi sendiri
jika musnah
segalanya
aku berhenti
yogyakarta,
2011
SUJUD KATA
inilah
semesta tempatku
aku membaca
dan menulisku
aku bersujud
kepadaMu
aku tak
peduli jika tak ada yang membaca dan menulisku
karena Kau
hidup dan matiku
yogyakarta,
2012
SAJAK 1
di mana akan
aku bisikkan suaraku ini
jika semuanya
adalah telinga
di mana akan
aku tulis kata-kataku ini
jika semuanya
adalah kertas kosong
kau
mengatakan di sini saja
dia
mengatakan di sini saja
mereka
mengatakan di sini saja
biarlah kubisikkan dan kutulis di dalam hati
di mana kau,
dia, dan mereka ada
bersama
keabadian rahasianya
yogyakarta,
2011
SAJAK YANG TAK MAMPU AKU TULISKAN
orang-orang berjalan di jalannya
masing-masing
di jalanan orang-orang
menyiksa tersiksa
memelihara
dendam
memelihara
diri yang berduri
sebelum
tuntas untuk pergi
mataku berhamburan
dalam dada
aku melompat
ke dalam diriku
mencari mata
yang sempurna
mencari
kesempurnaan penglihatan
dari mataku
sendiri
yang kian
lama kian sepi cahaya
di sana mata-mata
menangis
berbicara dan
bercerita tentang kesedihan
di antara
kemiskinan dan kelaparan
di antara
keagungan dan tipu daya
kata-kataku
sakit walau tak menyentuhnya sama sekali
sebagai sajak
atau puisi
sebagai makna
dari yang mati
mata-mata
terus saja menangis
di mana aku?
di mana
sajakku?
pertanyaanku
tak selesai hanya dengan tindakan
kata-kataku
berpijar
aku tersiksa
tak mampu menuliskannya
kamar siput, yogyakarta,
2011
HUJAN MALAM BULAN APRIL
semakin malam
lukisanku berjatuhan
lukisan hujan
melukis daun
melukis tanah
melukisku
hingga basah
aku dari hulu
ke hilir
mengalir
dalam takdir
menyusurimu
dalam lukisanku
menyusuriku
dalam hujan
tetesan air
demi tetes
menjadi daun
menjadi tanah
semakin malam
semakin hujan
semakin
berjatuhan
aku semakin
basah
kamar siput, yogyakarta,
2011
KOSONG
aku
kata
berdiri
satu
fortuna, yogyakarta,
2011
MAWAR MERAH
mawar merah
oh mawar
merah
tubuhku
adalah tanah
manusia
adalah mawar
yang mekar
adalah bunga
mawar merah
mawar manusia
mekarlah aku
padanya
mekarlah lagu
juga padanya
mawar merah
yang mekar dalam jiwa
kau lagu yang
belum kutemukan musiknya
lagu yang
kutemukan kunyanyikan diriku
lagu sekumtum
mawar merah yang ditiup pohonnya
tertiup jelas
merah di hatiku
lagu mawar
sekuntum lagu
sekuntum
nyanyian hatimu
menyanyikanku
dalam rindu
mawar merah
yang wangi dalam tubuh
akulah
pencari di belentara bentuk dan warna
akulah yang
tesesat melesat dalam bunga
dalam wangimu
aku ada
antara abadi
dan sementara
rindu ini
oh rindu
mawar merah
oh rindu
sekuntum lagu
oh rindu
mekar menyanyikanku
hatimu
sekuntum mawar merah
aku perlu
sekuntum musik merdu
yang
dimainkan seribu mawar merah
yang seribu
rindu dimainkan musiknya
aku tak tahu
kau lahir di mana
aku tak tahu
kau ada di mana
kau
menyelimuti semesta
bergesekan
dalam udara
di mana aku
ada menyelimutinya
di mana
tubuhku tak lagi laksa
malam ini aku
dingin
malam ini aku
panas
bernyanyi
bersamamu dengan rindu
bernyanyi
mawar merah yang merah di hatiku
bernyanyilah
terus bernyanyi bibir hatimu
teruslah
bibir hatiku mengecupmu
lagumu
tercipta dalam hatiku
yang belum
diciptakan siapa pun
sebenarnya
aku telah menemukan lagu
menemukan irama
kebenaranku
akulah lagumu
kaulah hatiku
bergesekan
dalam udara
sebagai
panggung cinta
jika dingin
akulah dingin
jika panas
akulah panas
aku menemuimu
sebagai panas dan dinginmu
sebagai ayat
dan harkatku
yogyakarta,
2011
DI ANTARA TIDURMU
aku tak tahu
apa yang lebih awal hadir
rindu, cinta, atau mautku di antara
tidurmu
namun telah aku bunuh sesuatu yang
menakutkanmu
agar kau lebih dekat kepadaku
sedekat urat nadiku
yogyakarta, 2010
SAJAK JUGA MANUSIA
apa yang aku
tulis adalah manusia
ia punya hati
dan pikirannya
ia punya cara
pandangnya sendiri
ia punya
kerakternya masing-masing
dan jika ada
yang tak suka
atau bahkan
menghujatnya
maaf mungkin
aku lupa menulisnya
yogyakarta,
2010
JUMA DAN SEPATUNYA
juma telah
lupa jejak kakinya
namun
sekarang dia sadar bahwa dirinya dewasa
ia ingin
mencari dirinya
dan dia
menulis doa di sepatunya
yogyakarta,
2010
KACA CERMIN DAN DIRINYA
fajri
menyimpan dirinya dalam cermin
menyimpan
geraknya yang kaku
kabur di
belakang tubuhnya yang kelabu
fajri tak
henti henti menyimpan dirinya
beku sebagai
waktu
“farida, aku
masih menyayangimu”
yogyakarta,
2010