Jacky adalah seorang pengarang. Ia telah banyak menulis buku puisi, cerpen, dan novel. Hidupnya dipenuhi kisah, cerita, dan kata-kata juga penghargaan. Umur baginya bukanlah penghalang untuk terus berkarya. Meski, ia memasuki masa tuanya yang sering sakit-sakitan. Kini, ia mengalami situasi yang sangat mencekam hidupnya. Jalan satu-satunya untuk mengatasi hal itu adalah menulis.
Jacky mempunyai kamar khusus untuk menulis di antara sepuluh kamar yang ada di rumahnya. Di kamar itulah semua karyanya dilahirkan. Kamar itu tak seperti kamar yang ada, bersih dan rapi. Kamar itu dibuat berantakan, buku tanpa rak berserakan di lantainya dan berdebu. Namun, ada dua jendela yang memang dibuat istimewa olehnya untuk menangkap inspirasi.
Pada suatu hari Boby memasuki kamarnya dengan kisah-kisah yang jauh di luar sana. Boby adalah orang miskin yang mempertahankan hidupnya dari mencuri. Bagi orang miskin mencuri bukanlah profesi melainkan salah satu cara untuk mempertahankan hidup. Boby tak mempunyai pekerjaan lain selain mencuri karena di mana dan ke manapun melamar pekerjaan ia selalu ditolak. Dan akhirnya, Boby memilih jalan hidupnya yang lebih dekat dengan penjara, kematiaan, dan keterasingan.
Boby pada saat yang sama sedang merampok sebuah bank. Ia menyandera seorang pegawai bank dengan menodongkan pistol kaliber 45 mm yang beratnya 1,3 kg yang penuh dengan peluru. Ia meminta kepada pegawai tersebut untuk menyerahkan uang yang ada di bank itu. Jika tidak, kepalanya akan ia ledakkan dengan pistolnya. Pegawai bank itu dengan tubuh gemetar dan berkeringat mencoba untuk mengambil dan mengeluarkan uang yang ada. Semua orang yang berada di bank ketakutan. Tak ada seorangpun yang bisa melawannya. Namun secara tiba-tiba sebuah pistol meletus dan peluru mengenai kepala Boby. Boby ambruk ke lantai dengan darah menglir di kepalanya.
Jacky dengan komputernya yang masih menyala. Kepalanya merunduk dan berdarah karena tertembak oleh penembak misterius melalui jendela kamarnya. Nyawanya telah menghembus. Jacky belum menyelesaikan ceritanya. Kamarnya hanya meninggalkan penggalan cerita yang ada di komputernya. Orang-orang pergi dengan ceritanya. Dan Boby menjadi asing pada mereka hingga masa berganti menemukannya di mana-mana.