Kamis, 23 September 2010

PEREMPUAN RAHASIA

Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan dari rahim waktu. Dan aku bertemu dengan dia dalam waktu. Namanya menjadi rahasia karena dia adalah bagian rahasia dari waktu. Jika dia harus diberi nama mungkin tak cukup satu nama saja karena satu nama hanya menunjukkan satu bagian dari waktu. Jika ada yang menanyakan namanya tak akan pernah aku jawab karena jawaban bukanlah solusi untuk tahu siapa perempuan itu.

Setiap perempuan mempunyai aroma yang sama dan mempunyai wangi yang berbeda. Banyak parfum diciptakan untuk menandai wangi tubuh indahnya namun tak ada yang bisa menandai aromanya. Aromannya adalah sebuah rahasia dan aku tahu seperti apa aromanya. Kau percaya? Kau atau siapapun tak perlu mempercayainnya. Jika mempercayainya kau tak akan yakin lagi bahwa perempuan mempunyai aroma yang khas. Kau tak perlu percaya atau yakin karena aroma tubuhnya adalah rahasia sebagaimana dirinya juga rahasia. Aku tahu aroma tubuhnya karena aku juga rahasia.

Pertama kali aku bertemu dengannya di sebuah tempat di mana aku dan dia belum dilahirkan tetapi aku dan dia telah benar-benar tercipta. Kukatakan padanya bahwa aku pernah bertemu dia dan dia pun mengatakan kepadaku bahwa dia bertemu juga denganku, di mana waktu kita berdua hanya sebagian yang ada. Dalam pertemuan itu kita berdua tak pernah bicara apalagi saling mengungkapkan suatu keinginan yang membuat kita sama-sama merasakan kebahagiaan. Pertemuan kita hanya diawali oleh bahasa yang tak pernah diucapkan.

Kita berdua sadar bahwa suatu saat akan meluas dalam waktu. Dari pertemuan hubungan kami berlanjut. Dia selalu mengajakku jalan-jalan ke tempat di mana dia suka. Dan akupun begitu, mengajaknya ke tempat yang aku suka. Dia pernah mengajakku menikmati panorama alam yang sangat indah sekali. Dan aku mengajaknya ke dalam tumpukan kata-kata yang penuh makna. Kita berdua saling memahami bahwa kita mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Jadi, kita berdua tak pernah mempunyai persoalan yang membuat kita harus marah dan kecewa.

Meski sering berduaan kita tak pernah menyebutkan nama kita masing-masing, apalagi berbicara. Semua berjalan apa adanya, mengalir serupa air. Namun, tak pernah disangka waktu begitu cepat meluaskan diri kita hingga kita berdua mempunyai sebuah nama dan tubuh yang berbeda. Lalu, sebagian kita pergi dan sebagian masih menjadi diri kita sendiri.